Gaya Hidup dan Gaya Bisnis Kearah Ramah Lingkungan

Mari Ubah Gaya Hidup Menjadi Ramah Lingkungan!

MANADO, KOMPAS.com – Pakar Lingkungan Hidup Indonesia, Profesor Emil Salim mengharapkan masyarakat mengubah gaya hidup dan cara berbisnis ke arah yang ramah lingkungan.

“Dampak pemanasan global itu nyata, kenaikan muka air laut semakin tinggi. Untuk itu kita harus mengubah cara hidup dan bisnis kita untuk lebih ramah lingkungan,” kata Emil Salim pada pembukaan Simposium Kelautan Internasional di Manado, Selasa.

Hingga sekarang, ia mengatakan, sudah 29 pulau hilang akibat peningkatan muka air laut. Ia memperkirakan masih ada ribuan pulau yang akan tenggelam.

Untuk mencegah peningkatan air laut akibat pemanasan global, maka perlu ada “sustainable development” yang terkait dengan ekonomi, sosial, dan teknologi.

Dari sisi ekonomi dibutuhkan komitmen dalam setiap usaha agar tidak menyisakan polusi sehingga mencemarkan laut. “Untuk itu cara bisnis dan gaya hidup yang membuat polusi itu harus diubah”.

“Kita perlu cara penyelesaian ini, harus fokus pada pesisir. Bisnis yang berada di pesisir harus pastikan laut tidak tercemar dan rusak,” ujar dia.

Sangat penting untuk menjaga mangrove dan biota laut lainnya demi  kepentingan ekonomi dan ekologi, ujar katanya.

“Kita bisa ciptakan berbagai macam bio teknologi ramah lingkungan untuk mendapatkan kehidupan lebih baik,” katanya. Dan tentu saja lebih sehat. Karena pemanasan global juga berpengaruh pada meningkatnya penyakit-penyakit seperti demam berdarah, malaria, dan berbagai penyakit lain.

Mantan Menteri Lingkungan Hidup ini mengatakan, untuk menjaga agar pemanasan global tidak semakin parah maka emisi karbon harus dijaga di bawah 450 ppm.  Sehingga kenaikan muka air laut tidak semakin parah.